Rabu, 15 Oktober 2014

oleh : Bima Aji Rogo Wibowo


Iklan Layanan Masyarakat “Pernikahan Dini” – BKKBN

             
   Masyarakat modern adalah masyarakat konsumtif. Bagi masyarakat konsumtif, saat ini hampir tidak ada ruang dan waktu tersisa untuk menghindari diri dari serbuan berbagai informasi yang berurusan disajikan berbagai informasi yang menstimulasi konsumsi melalui iklan di TV, koran, ataupun majalah. Dalam hal ini iklan merupakan sarana termuda untuk menyampaikan pesan dan informasi ke dalam masyarakat. “ Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jassa yang ditawarkan. Pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang dan jasa yang dijual, di pasang di media massa seperti koran dan majalah, atau ditempat – tempat umum” (kamus besar bahasa Indonesia) sumber : belajardekavetiga.blogspot.com/2005_12_01
              
  Iklan sendiri berdasarkan tujuan dibedakan menjadi 2 ,yaitu iklan komersial dan iklan non-komersial. Iklan komersial sangat jelas bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya meningkatkan penjualan sedangkan iklan non-komersial lebih bersifat untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak. Dalam tulisan saya ini, saya akan menganalisis tentang iklan layanan masyarakat “Pernikahan Dini” dari 3 frame (Idealisasi Figur, Trend dan Gaya Hidup).
              
   Iklan layanan masyarakat “Pernikahan Dini” adalah iklan yang menyajikan pesan – pesan sosial tentang pentingnya menunda pernikahan sebelum usia ideal atau matang, yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap masalah yang ditimbulkan dari pernikahan dini nantinya. Iklan layanan masyarakat ini dibuat oleh BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan slogan “hindari 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Rapat, Terlalu Banyak)”. Iklan ini menvisualkan sepasang kekasih yang sama – sama masih muda, namun pihak laki – laki ingin segera melamar kekasihnya. Simbol cincin dalam cuplikan video iklan ini, mengisyaratkan keseriusan  pihak laki – laki namun karena usia yang terlalu muda si wanita menolak dengan alasan ingin selesaikan sekolah dan cari pekerjaan dulu. Ada beberapa adegan dalam video ILM “Pernikahan Dini” ini si laki – laki dengan segala usahanya menarik perhatian si wanita untuk menerima cincin sebagai bentuk lamaran untuk si wanita. Dari hal ini dapat dipahami bahwa penggunaan talent atau artist dalam sebuah video sangat mempengaruhi maksud dan pesan dalam video tersebut.



Gambar : Cuplikan adegan ILM – Pernikahan dini

























Idealisasi figur dalam iklan layanan masyarakat “Pernikahan Dini” menggunakan pesan tradisi yang di lazimkan yaitu usia yang baik saat menikah adalah laki – laki lebih tua (± 1 – 3 tahun) dari si wanita dan ini sudah tergambar dalam bentuk visual idealisasi figur ILM “Pernikahan Dini” oleh BKKBN. Hal ini bisa kita amati pada tiap frame yang ada dalam iklan layanan masyarakat “Pernikahan Dini” Seperti frame adegan awal iklan ini yaitu sepasang kekasih yang berjalan bersama namun tiba – tiba si laki – laki berhenti berjalan dan memberikan cincin kepada kekasihnya tetapi si wanita menolaknya. Cara pengambilan gambar dengan teknik medium close up dan close up memberi kesan penekanan simbol dan maksud video oleh si pembuat iklan dalam memberikan informasinya. Kita dapat mengartikan bahwa seorang laki – laki dan wanita di usia 17 tahun keatas (masa pubertas) memiliki hasrat dan gejolak yang tinggi dalam berhubungan yang seolah – olah kekasihnya adalah pasangan hidupnya kelak. Sedangkan pada kenyataannya di usia seperti ini laki – laki dan wanita akan mengalami depresi tinggi ketika kehilangan atau putus dari pasangannya.

Pada cuplikan selanjutnya dalam iklan layanan masyarakat “Pernikahan Dini” ini tergambar si laki – laki berjuang keras untuk dapat melamar wanita pilihannya ini, namun si wanita tetap menolaknya. Dengan alasan si wanita ingin menyelesaikan sekolahnya dulu.  Pada frame adegan ke – 10 di gambarkan si laki – laki serius dan fokus menyelesaikan pendidikannya hingga jenjang sarjana. Dan pada akhirnya mereka berdua menikah ketika si laki – laki sudah memperoleh pekerjaan dan penghasilan tetap (tergambar pada frame no 15 – 16). 



 


Gambar : Poster BKKBN
Poster yang di buat BKKBN mengajak generasi muda khususnya pelajar untuk menuntut pendidikan hingga jenjang sarjana dan menunda pernikahan. Hal ini tergambar jelas dari logo dan simbol telapak tangan yang membentuk lingkaran (pertanda “OK” ).” salam Genre, generasi sehat, cerdas, dan ceria. Saatnya yang muda berencana" ini lah slogan yang dibuat oleh BKKBN untuk membangun karakter generasi muda.

Untuk Trend sendiri, pernikahan dini tidak lagi banyak terjadi saat ini berkat adanya peran pemerintah tentang KB (Keluarga Berencana). Dalam kaitannya trend, para generasi muda modern saat ini sudah banyak yang paham bahwa menuntut ilmu setinggi – tingginya dan memperoleh pekerjaan atau penghasilan tetap jauh lebih penting sebelum menikah. Inilah sekarang yang menjadi progam baru pemerintah yaitu pendidikan kharakter dengan salah satu progamnya “Salam GENRE”.

Iklan layanan masyarakat “pernikahan Dini” membantu kita untuk lebih cerdas bersikap dan bijak mengambil keputusan tentang pentingnya menunda pernikahan. Hal ini berkaitan dengan  gaya hidup. Gaya hidup  sendiri dalam kaitannya dengan Iklan Layanan Masyarakat “Pernikahan Dini” adalah sebuah identitas budaya yang sedang banyak orang usahakan untuk mengikutinya.

Masyarakat yang cerdas adalah masyarakat yang tanggap dan peduli terhadap progam – progam pemerintah. Iklan televisi adalah salah satu dari bagian komunikasi massa, di mana sasaran yang dituju adalah bersifat heterogen. Masyarakat yang menjadi mangsanya telah mempunyai persepsi berlainan terhadap produk yang di tawarkan, hal ini dipengaruhi dari tingkat pendidikan serta pengalaman seseorang. Sebuah iklan televisi dapat mempengaruhi jiwa seseorang berpretensi terhadap sesuatu pengertian bahwa terdapat sesuatu hal yang tidak beres dengan diri seseorang, oleh karena itu setiap orang berusaha memenuhi kriteria-kriteria tertentu, untuk menutupi ketidak beresan tersebut. Berbagai macam usaha dilakukan guna mendapat sesuatu yang kurang dari dirinya hingga pada akhirnya nanti mendapatkan solusi, dan dapat tampil lebih percaya diri dalam lingkungan masyarakatnya.


Stop pernikahan dini!, dan mulai menata diri untuk masa depan lebih baik.

1 komentar:

  1. Lah ngatur ngatur,jaman old banyak yang nikah muda,nikah dijodohin tapi awet awet aja...jaman now memang kebanyakan micin ya wkwk

    BalasHapus